Senin, 22 Desember 2008

BERBAGAI SUMBER BELAJAR, MEDIA BELAJAR DAN ALAT BELAJAR

BERBAGAI SUMBER BELAJAR

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

( Oleh Kelompok 11 : Iwan Sumantri, La Ode, Sairan)

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, kehadiran sumber belajar, media dan alat pembelajaran sangatlah penting agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat diterima oleh semua siswa secara efektif dan efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai . Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya. Apalagi pada pembelajaran matematika yang memiliki tingkat kesulitan dan keabstrakan konsep yang lebih tinggi dibanding dengan mata pelajaran yang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, Al Krismanto, M.Sc (Widyaswara PPPG Matematika) menyatakan bahwa usaha-usaha guru dalam mengatur dan menggunakan berbagai variabel pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam situasi kelas yang bersangkutan sangat penting. Upaya pengembangan strategi mengajar tersebut berlandaskan pada pengertian bahwa mengajar merupakan suatu bentuk upaya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain membelajarkan siswa.

Dalam belajar, proses belajar yang terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa faktor siswa sangat penting disamping faktor lain. Kepentingannya dapat ditinjau dari proses terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Perubahan itu akan memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa (menurut Ausubel). Dengan kata lain proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan faktor sangat penting.

Pada hakekatnya belajar matematika adalah berpikir dan berbuat atau mengerjakan matematika. Disinilah makna dari strategi pembelajaran matematika adalah strategi pembelajaran aktif, yang ditandai oleh dua faktor:

1. Interaksi optimal antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, diantaranya antara dua komponen utama yaitu guru dan siswa

2. Berfungsinya secara optimal seluruh sense yang meliputi indera, emosi, karsa, karya, dan nalar. Hal itu dapat berlangsung antara lain jika proses itu melibatkan aspek visual, audio, maupun teks ( Anderson,1981).

Disamping adanya ineteraksi antara guru dan siswa atau antar siswa, interaksi juga dapat terjadi antara siswa dengan alat, sumber dan media belajar. Faktor yang memungkinkan terjadinya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa berkaitan atau bersumber pada bervariasinya berbagai situasi belajar mengajar yang dikembangkan oleh guru.

Faktor yang memungkinkan terjadinya interaksi yang terjadi antara sumber belajar atau media dan siswa berkaitan atau bersumber pada bervariasinya berbagai sumber atau media serta alat pemgajaran yang disiapkan oleh guru atau siswa sendiri.

B. Sumber Belajar

Belajar sebenarnya merupakan kegiatan mental, yaitu proses penyesuaian susunan pengetahuan yang telah ada pada otak siswa, yang digoncangkan oleh masuknya informasi baru. Kegiatan mental itu terjadi karena dipicu oleh kegiatan fisik siswa berinteraksi dengan sumber belajar yang memuat berbagai infoemasi.

Sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu , baik yang dibuat atau yang sudah tersedia yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Untuk lebih jelasnya kita rinci urutan pengertian antara informasi (pesan), media, dan sumber belajar. Pesan adalah apa yang yang dipelajari. Media adalah perantara tempat pesan itu melekat. Media bersama pesan yang memungkinkan siswa berinteraksi, disebut sumber belajar. Termasuk dalam pengertian ini seperti alam sekitar, orang (guru), media cetak (buku, lembar kerja siswa, perpustakaan), media peragaan (display), media percobaan (laboratorium), media elektronik (video, audio, komputer).

Konsep Sumber belajar yang lebih jelasnya, yaitu semua sumber (baik berupa data, orang, benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas/kemudahan belajar bagi peserta didik. Sumber belajar meliputi POBATEL:

· Pesan (ide, fakta,data,ajaran,informasi,dll)

· Orang (guru,dosen,instruktur,widyaswara, dll)

· Bahan (buku teks, modul, transparasi,kaset program audio,film,program CAI/CBI, dll)

· Alat (OHP, komputer, tape recorder, CD player, dll)

· Teknik (praktikum, demontrasi, diskusi, tutorial, pembelajaran mandiri, dll)

· Lingkungan( gedung sekolah, kebun, pasar, dll)

Belajar matematika dengan sumber alam sekitar dapat berlangsung ketika kita mengamati bentuk-bentuk ciptaan Tuhan maupun buatan manusia, misalnya bentuk spiral rumah siput, atau bentuk simetris pada candi. Kita juga dapat mengambil pelajaran dari proses jual beli di pasar, atau data statistik mengenai ternak penduduk sekampung, menentukan tinggi pohon yang tidak dapat didekati atau lebar sungai yang tak dapat diseberangi. Kelgiatan belejar seperti ini disebut Matematika di Luar Kelas (Outdoor Mathematics).

Belajar matematika dari sumber guru merupakan andalan dalam sistem pendidikan formal. Kelebihan guru dari sumber belajar yang lain adalah bahwa guru dapat mengkondisikan semua sumber belajar lain agar sesuai dengan kepentingan dan kemampuan siswa. Gurulah yang merancang kegiatan utnuk mempelajari matematika dari alam sekitar, dari buku atau perpustakaan, dari media televisi atau komputer, selain dari pengathuan yang dimiliki pak guru. Selain itu, guru dapat ditanyai dan dapat bertanya yang menggiring siswa untuk menemukan sesuatu.

Belajar matematika dari sumber media cetak, media display, media video, terjadi ketika siswa ditugasi membaca dan merangkum isi suatu bab dalam buku, atau mengamati dan menyimpulkan pesan yang termuat dalam suatu display, atau suatu tayangan di video dan televisi. Media yang lebih interaktif (saling berbalas, ada aksi dan reaksi) setelah guru adalah media komputer, karena komputer dapat diprogram untuk menilai pekerjaan siswa, mengingatkan siswa kalau salah, memberi kesenpatan untuk mencoba lagi, dan menberi penguatan dan penghargaan (reinforcement dab reward) dengan kata-kata pujian.

Sesungguhnya banyak sumber belajar matematika, hanya saja belum semua dikembangkan dan dimanfaatkan. Guru dan buku masih menjadi primadona. Sampai kapankah?

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Frasa “media pembelajaran” terdiri atas dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Istilah media itu sendiri telah didefinisikan oleh beberapa ahli, diantaranya:

a) Rohani (1997:3) merumuskan media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/saran/alat untuk proses komunikasi.

b) Sadiman (1993):6) menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantra pesan dari pengirim ke penerima pesan

c) AECT (Association for Educational Communications and Technology) 1979 mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.

Sedangkan intilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali (Marso,2004:457)

Berdasarkan pengertian dua istilah di atas dapatlah didefinisikan istilah media pembelajaran. Diantaranya:

a) Sadiman (1993:7) mengemukakan media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

b) Depdiknas (2004:4) merumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pebelajar.

c) Rohani (1997:4) menyatakan media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efesien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah.

d) Miarso (2004:457) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya proses belajar terjadi.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar serta menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

Jadi, media terdiri atas dua unsur yaitu perangkat keras (hardware) atau alat dan perangkat lunak (software) atau bahan

Kebanyakan para ahli pendidkan membedakan antara media, alat peraga dan alat bantu. Pada dasarnya alat peraga dan alat bantu teramasuk dalam media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut. Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar.

2. Konsep Media Pembelajaran

Apa konsep awal dari penggunaan media dalam pembelajaran?. Gagasan awalnya adalah dari pemikiran Johan Amos Comius, bahwa “ Tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebi dahulu melalui penginderaan”. Berdasarkan pemikiran itu kemudian beliau menulis buku bergambar, yang berjudul “ Orbis Sensualium Pictus” (Dunia tergambar), terbit tahun 1657.

Perkembangan selajutnya para ahli dalam dunia pendidikan meneliti efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa seseorang hanya dapat menginat apa yang dia lihat sebesar 20%, apa yang didengar 30%, apa yang dia dengar dan lihat 50%, dan 80% dari apa yang dia dengar,lihat, dan kerjakan secara simultan (M.Suyanto, 2003:18).

Terkait dengan hal tersebut, Edgar Dale membuat klasifikasi pengalaman menurut tingkat, dari yang konkret ke yang paling abstrak. Semakin konkret maka akan semakin besar pengalaman belajar yang diperoleh siswa. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) Edgar Dale sebagaimana di tunjukkan pada gambar berikut.




Abstrak

lambang

Verbal




Lambang

visual

Radio,Rekaman




Film


Pameran , Tv




Karya wisata




Demontrasi




Partisipasi




Pengalaman buatan

Konkret

Pengalaman langsung




Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Barbara B.Seels dan Rita C. Richhey (1994:15)

Menindak lanjuti fakta-fakta tersebut, dalam perkembangan terakhir ini telah banyak dikembangkan multimedia pembelajaran seperti CAI (pembelajaran berbantuan komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer) yang mampu menampilkan teks, suara (narasi), musik ,latar, gambar,animasi,gambar bergerak,video,dalam satu tampilan media, dan memungkinkan siswa dapat melakukan proses belajar mandiri.

3. Manfaat Media

Berdasarkan kajian teoritik maupun empirik terungkap adanya berbagai kegunaan media dalam pembelajaran. Miarso (2004: 458-460) mengemukakan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Media mampu memberikan rangsangan yang variatif kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Hasil penelitian Roger W.Sperry menunjukkan bahwa belahan otak sebelah kiri merupakan tempat kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan konseptual. Belahan ini mengontrol wicara. Belahan otak sebelah kanan merupakan tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistik, fisikal, spasial dan kreatif. Belahan ini mengontrol tindakan. Karena itu, sebagai salah satu implikasi dalam pembelajaran kedua belahan otak tersebut perlu dirangsang bergantian dengan rangsangan audio dan visual.

2. Dapat mengatasi perbedaan pengalamanyang dimilki pebelajar. Ketersediaan buku dan bacaan lain, kesempatan bepergian dan sebagainya adalah faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman pebelajar. Jika pebelajar tak mungkin untuk di bawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah yang dibawa ke pebelajar dengan melalui media.

3. Dapat melampaui ruang kelas. Banyak hal yang tak mungkin untuk dialami secara langsung oleh peserta didik karenaobjek terlalu besar, objek terlalu kecil, gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, gerakan yang terlalu cepat untuk ditangkap, objek yang akan diamati terlalu kompleks, ceramah dihadapan ratusan peserta didik, rintangan musim, geografi dan lain-lain dapat diatasi.

4. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

5. Menghasilkan keseragaman pengamatan

6. Membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

8. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak.

9. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

10. Mampu menigkatkan efek sosialisasi yaitu dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar.

11. Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun peserta didik.

Lebih rinci, Rahadi(2004:13-16) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat secara praktis.

Manfaat secara umum dari media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efesien.

Manfaat secara rinci yakni (1) penyampaian materi pelajaran dapat di seragamkan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) efisien dalam waktu dan tenaga,(5)meningkatkan kualitas belajar, (6) memungkinkan proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, (7) dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar, (8) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Manfaat Praktis adalah : (1) membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi konkret, (2) mengatasi kendala ruang dan waktu, (3) membantu mengatasi keterbatasan indra manusia, (4) dapat menyajikan peristiwa langka dan berbahaya dalam kelas, (5) memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri peserta didik.

4. Berbagai Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang sederhana sampai yang paling canggih. Anderson (1976) mengelaompokkan menjadi 10 golongan sebagai berikut:

No

Golongan Media

Contoh

1

Audio

Kaset audio, siaran radio, telepon

2

Cetak

Buku pelajaran, modul, brosur,koran, foto/gambar

3

Audio - cetak

Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4

Proyeksi visual diam

Overhead transparansi

5

Proyeksi audio visual

Film bingkai (slide) bersuara

6

Visual gerak

Filim Bisu, animasi

7

Aidio Visual gerak

Film bergerak bersuara, video/VCD, televisi

8

Objek fisik

Benda nyata, model, spesimen

9

Manusia dan lingkungan

Guru, pustakawan, laboran

10

Komputer

CAI, CBI

Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang sering digunakan guru disekolah secara lebih sederhana sebagai berikut:

1. Media yang tidak diproyeksikan:

a. Media realia (benda nyata yang dihadirkan kedalam kelas)

b. Model (benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi/pengganti dari benda yang sesungguhnya.

c. Grafis, yaitu jenis media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual, seperti gambar/foto, sketsa (gambar sederhana/draf kasar), diagram atau skema, bagan atau chart, grafik.

2. Media Proyeksi, yaitu OHP (overhead proyektor)

Media ini sangat praktis dan mempunyai banyak keunggulan. Media ini jauh lebih bagus dari pada papan tulis tetapi juga tidak terlalu mahal dibanding media lain. Beberapa keunggulan media ini adalah:

- tidak memerlukan ruang gelap

- cocok untuk semua ukuran kelas

- siswa dapat mencatat isi informasi

- dapat dicopy

- tampilannya dapat divariasikan

- dapat dipakai berulang-ulang

- pembuatannya mudah

- guru tidak perlu memblekangi siswa

- lebih bersih dan sehat

3. Media audio : kaset audio

4. Media video: VCD (video compact disc)

5. Pertimbangan dalam Memilih Media

Tidak ada media yang cocok untuk semua tujuan dan situasi. Oleh karena itu, dalam menentukan media yang akan kita manfaatkan atau kembangkan harus sesuai dengan hal-hal berikut:

1. Tujuan pembelajaran/sifat tugas, apakah tujuan pembelajaran termasuk kawasan kognitif, afektif atau psikomotor, atau kombinasi. Jenis rangsangan indra apa yang ditekankan?

2. Isi pembelajaran, apakah media itu dapat memperjelas, memudahkan penyampaian isi pembelajaran.

3. Karakteristik peserta didik, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi belajarnya?

4. Karakteristik media, apakah kelebihan dan kekurangan media itu.

5. Waktu, cukupkan waktu yang tersedia dalam pembuatan, dan berapa alokasi waktu tatap muka

6. Biaya, apakah dapat dijangkau?

7. Ketersediaan, apakah tersedia di sekitar kita: disekolah, di pasaran, kalau membuat sendiri adakah alat dan bahannya?

8. Konteks penggunaan, untuk belajar individual, kelompok kecilm klasikal, pembelajaran mandiri?

9. Mutu teknis, kalau sudah tersedia apa cukup bagus, visualisasinya jelas, narasinya jelas,dll

Berikut ini adalah pemilihan media menurut tujuan/sifat tugas

Media

Tujuan

Cetak

Transparansi

Silde

Radio

Film

Komputer

Televisi

Audio Tape

Permainan

Sifat Tugas

1. Menghapal

v

v

2. Prosedur Fisik

v

v

v

v

v

v

v

v

v

3. Penerapan Prinsip

v

v

v

v

v

v

4. Pemahaman Konsep

v

v

v

v

v

v

5. Pemikiran tingkat tinggi

v

v

v

v

v

Berikut ini adalah pemilihan media menurut isi pelajaran

Media

Isi

Cetak

Transparansi

Silde

Radio

Film

Komputer

Televisi

Audio Tape

Permainan

Isi Pelajaran

1. Fakta-fakta

S

S

S

S

T

R

S

S

S

2. Pengenalan Visual

R

T

T

R

T

T

S

R

R

3. Prinsip Konsep

S

S

S

R

T

T

S

R

R

4. Prosedur

S

S

S

R

T

T

T

R

S

5. Keterampilan

R

S

S

R

S

S

S

R

S

6. Sikap

S

S

S

S

S

S

S

R

S

Catatan: T=tinggi ; S=sedang ; R=rendah

D. Alat Pembelajaran

Dalam merencanakan pembelajaran, di samping menentukan media yang akan digunkan, guru perlu pula menetapkan alat-alat pembelajaran yang akan dipakai.

Jika media selalu mengandung pesan atau isi pelajaran di dalamnya, tidaklah demikian halnya dengan alat pembelajaran. Di dalam alat pembelajaran tidak terkandung pesan/isi/bahan pelajaran, tapi peranannya sangat penting sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dalam melukis lingkaran jangka berfungsi sebagai alat pembelajaran yang sering diperlukan

1. Jenis-jenis Alat Pembelajaran

Alat pembelajaran dapat dikelompokkan dalam dua jenis alat pembelajaran yang bersifat umum dan alat pembelajaran yang bersifat khusus.

a) Alat Pembelajaran yang bersifat Umum

Yang dimaksud dengan jenis ini ialah alat-alat pembelajaran yang penggunaannya berlaku untuk semua mata pelaran seperti papan tulis, kapur, spidol dan penggaris

b) Alat Pembelajarn yang bersifat Khusus

Yang dimaksud dengan jenis ini ialah alat-alat pembelajaran yang penggunaannya berlaku khusus untuk mata-mata pelaran tertentu seperti mikroskop untuk IPA, jangka untuk matematika, kuas untuk menggambar dll.

Disamping pembagian diatas, alat-alat pembelajaran dapat pula dikelompokkan menjadi alat pembelajaran klasikal dan alat pembelajaran indvidual. Alat pembelajaran klasikal adalah alat yang dapat digunakan untuk seluruh kelas sekaligus, seperti papan tulis dan kapur, sedangkan alat pembelajaran individual adalah alat yang digunakan oleh setiap siswa secara perorangan seperti pensil, balpoin, kuas, mikoroskop dll.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alat pembelajaran klasikal digunakan pada saat siswa-siswi dilibatkan dalam kegiatan yang sama, sedangkan alat pembelajaran individual di gunakan pada waktu siswa-siswi sedang melakukan kegiatan sendiri-sendiri.

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Alat

Seperti halnya yang berlaku dalam media pembelajaran, dalam memilih alat-alat pembelajaran yang sesuai untk kegiatan belajar mengajar tertentu, terutama alat pembelajaran yang bersifat khusus, perlu diperhatikan sejunlah faktor, sebagai berikut:

a). Kesesuainnya dengan kemampuan yang ingin dikembangkan dalam diri siswa. Jika dalam suatu materi pelajaran ingin dikembangkan kemampuan siswa membuat gambar lingkaran dalam berbagai ukuran, maka penggunaan jangka sebagai alat pembelajaran tidak bisa dihindari.

b). Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.

Untuk siswa kelas rendah, penggunaan alat-alat canggih seperti mikroskop ataupun berbagai jenis tabung yang mudah pecah mungkin sebaiknya dihindari

c). Kemampuan penyediaannya.

Penentuan alat yang digunakan sebaiknya didasarkan pula atas pertimbangan sejauh mana sekolah atau siswa dapat menyediakannya dilihat dari kemudahan mendapatkan maupun harganya.

Daftar Pustaka

Ahmad Rohani. (1997). Media instruksional edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Al Krismanto, M.Sc. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika.Makalah Pelatihan Instruktur/Pengembang SMU:Yogyakarta:PPPG Matematika

Mohammad Soleh (1998). Pokok-pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

R. Ibrahim, Nana Syaodih S (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta